Minggu, 15 Januari 2017

BUDIDAYA DAN KUALITAS TANAMAN SAWI DI INDONESIA



LATAR BELAKANG.

Jagad Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.
Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik..
Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia.
Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.

MANFAAT.
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.

KLASIFIKASI BOTANI.

  • Divisi : Spermatophyta
  • Subdivisi : Angiospermae.
  • Kelas : Dicotyledonae.
  • Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
  • Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
  • Genus : Brassica.
  • Spesies : Brassica Juncea.
JENIS-JENIS SAWI.
Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop.
Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma.
Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi monumen. Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.

SYARAT TUMBUH

  • Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia .
  • Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
  • Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
  • Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun.
  • Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
  • Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.
  • Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.
  • Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7,
BUDIDAYA TANAMAN SAWI

Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman.
Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.

PEMBENIHAN.

  • Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus.
  • Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
  • Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman.
  • Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya.
  • Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
  • Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari.
  • Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain.
  • Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
PENGOLAHAN TANAH.

  • Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan.
  • Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.
  • Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
  • Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.
  • Pemberian pupuk kandang fermentasi 3 - 5 ton/ha.
  • Pupuk kandang fermentasi diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
  • Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
  • Setelah olah tanah selesai, lakukan penyemprotan larutanPOC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air scr merata di permukaan lahan.
PEMBIBITAN.

  • Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman.
  • Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya.
  • Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter.
  • Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.
  • Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
  • Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer.
  • 3 – 5 hari benih akan tumbuh semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air scr periodik 3 – 5 hr sekali.
  • Setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
PENANAMAN.

  • Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah.
  • Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 3 – 5 ton/ha, TSP 40 kg/ha, Kcl 15 kg/ha.
  • Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
  • Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
PEMELIHARAAN.

  • Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
  • Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
  • Penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
  • Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
  • Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 20 kg/ha.
  • Penyemprotan dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Gliodosis 10 ml/lt air scr periodik 1 minggu sekali sampai masa panen.
PENANAMAN VERTIKULTUR

Langkah – angkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :
  • Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.
  • Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata.
  • Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.
  • Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
  • Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.
PENANAMAN HIDROPONIK.

Langkah-langkah penanaman secara hidroponik adalah sebagai berikut :

  • Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm.
  • Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang dapat digunting.
  • Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm, selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril setebal 20 cm.
  • Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus dengan media.
  • Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar.
HAMA DAN PENYAKIT

HAMA.
Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).Ulat tritip (Plutella maculipennis).Siput (Agriolimas sp.).Ulat Thepa javanica.Cacing bulu (cut worm).Lakukan penyemprotan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air,WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air

PENYAKIT.
Penyakit akar pekuk.Bercak daun alternaria.Busuk basah (soft root).Penyakit embun tepung (downy mildew).Penyakit rebah semai (dumping off).Busuk daun.busuk Rhizoctonia (bottom root).Bercak daun.Virus mosaik. Lakukan penyemprotan larutan WT Bakterisidadosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis2 ml/lt air

PANEN DAN PASCA PANEN.

  • Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya.
  • Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari.
  • Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun.
Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.

Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :

KUALITAS TANAMAN SAWI DI INDONESIA:
Sejauh ini kualitas sawi di Indonesia masih terbilang cukup baik. Apalagi didukung dengan tanah dan iklim tropis yang ada di Indonesia. Selain itu pemilihan bibit unggul juga diterapkan secara tepat pada tanaman sayur sawi. Pengaruh pupuk organik juga mempengaruhi tumbuhnya sawi di Indonesia. dengan pemberian pupuk kandang serta urea maka semakin bagus kualitas yang dihasilkan. Selain itu, kualitas sawi juga mendukung gizi yang terkandung didalam nya. Sawi mengandung vitamin juga mineral. 
Sawi Baik untuk Ibu Hamil, khasiat sawi luar biasa, mampu menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker. Manfaat lainnya adalah menghindarkan ibu hamil dari anemia. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber).

Sabtu, 14 Januari 2017

BUDIDAYA DAN KUALITAS TANAMAN BAYAM DI INDONESIA


Meskipun secara kualitas Indonesia sudah mampu berswasembada pangan, tetapi secara kualitas, mutu pangan yang dikonsumsi sebagian besar penduduk masih tergolong rendah. Status kesehatan sebagian besar penduduk Indonesia masih perlu ditingkatkan terus-menerus untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia menyongsong era globalisasi. Malnutrisi baik yang berupa kekurangan vitamin maupun mineral masih terjadi, khususnya pada penduduk yang berpenghasilan rendah. Sayuran, termasuk bayam, adalah sumber vitamin dan mineral yang dapat diproduksi secara murah dan jumlahnya tidak terbatas, pasokannya sinambung. Sayuran tersebut juga mengandung serat yang sangat berguna untuk membantu proses pencernaan makanan dalam lambung sehingga dapat mencegah penyakit organis kanker lambung. Bayam (Amaranthus spp. L.) memiliki sekitar 60 genera, yang masing-masing jenisnya mempunyai daerah sebar yang sangat luas karena mampu hidup di ekosistem yang beragam. Dari sudut pandang manusia awam, bayam adalah komoditas sederhana, dalam pengertian mudah didapat setiap saat dengan harga murah, dan pengolahan untuk makanan sederhana. Tanaman bayam mampu bertahan hidup pada berbagai habitat yang bercekaman dan mampu menghasilkan biji dalam jumlah banyak. Biji bayam relatif mudah rontok dan banyak anggotannya yangberperan sebagai gulma, baik tumbuh bersaing dengan tanaman budidaya pokok maupun lahan kosong. Salah satu jenis bayam yaitu A. spinosus Linn. Memiliki duri dan sebagai gulma yang sangat menjengkelkan petani. Dipihak lain, bayam memiliki keunggulan komparatif antara lain masih mampu tumbuh subur dan cepat pada ekosistem yang marjinal, daun dan bijinya memiliki nilai nutrisi yang sangat tinggi. Banyak jenisnya yang berpotensi dikembangkan sebagai tanaman hias, obat nabati, zat pewarna alami, penyedia serat-seratan, penyedia hijauan makanan ternak dan bahan organik penyubur tanah. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila terjadi anggapan (sementara) yang saling bertentangan meskipun dari satu sumber. Sebagai contoh Rumphius (dalam Heyne, 1987) menulis bahwa “tanaman bayam hampir di seluruh dunia dikenal dan dihina, keadaan di Indonesia sebaliknya. Di Indonesia bayam merupakan tanam yang paling penting di antara tanaman sayuran.” Juga tidak mengherankan apabila “National Academy of Sciences” memasukkan bayam sebagai anggota dari “Underexploited tropical plant with promosing economic value” (National Academy of Sciences, 1975). Julukan yang diberikan kepada komoditas bayam, khususnya bayam biji antara lain adalah : “A forgotten cereal of an ancient America” (Safford 1917 dalam National Research Council 1984), “Modern prospects for an ancient crop” (National Research Council, 1984), “New potential for an old crop” (Food Review International 1992). Kata “amaranth” dalam bahasa Yunani berarti “everlasting” (abadi), dan di Mexico, makanan brondong biji bayam disebut “alegria” (happiness, kebahagiaan)


Teknik bertanam dan pemeliharaan Perlu dicoba dua cara bertanam yaitu cara bedengan dua baris tanaman dan tanpa bedengan satu baris tanaman, cara yang terakhir ini lebih cocok diterapkan did aerah dataran tinggi. Lahan yang akan ditanami dicangkul sedalam 30-40 cm, bongkah tanah dipecah gulma dan suluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20-30 cm, ke dalam 30 cm untuk drainase. Pada bedengan dibuat lubang-lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm. Oleh karena itu akan diperoleh jarak tanaman apakah 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30000-60000 tanaman. Selanjutnya diberi pupuk organik, untuk tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4-0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15-30 ton. Untuk pertanaman di dataran rendah bekas sawah, pupuk organik tidak diberikan atau diberikan dalam jumlah lebih sedikit, tetapi tinggi bedengan perlu ditambah atau dalamnya parit antar Monograf No. 4, Tahun 1996 A. Widjaja W. Hadisoeganda : Bayam Sayuran Penyangga Petani di Indonesia Balai Penelitian Tanaman Sayuran 21 bedengan perlu diperdalam. Pupuk organik yang diberikan adalah pupuk N (Urea sekitar 250 kg/ha atau ZA 500 kg.ha), TSP 300 kg/ha dan KCl 200 kg/ha. N diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan yang stengah lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Apabila ternyata nanti pertumbuhan tanaman kurang subur, maka dapat dipertimbangkan untuk memberi pupuk N susulan dengan takaran sekitar 125 kg/ha, interval sekitar 30 hari dan dihentikan 30 hari sebelum panen. Pupuk P diberikan sekali pada waktu tanam, sedangkan pupuk K diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan setengahnya lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan terus-menerus yaitu penyiangan, dilakukan bersamaan dengan pendagiran dan penggulaudan bedengan dan barisan tanaman. Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu perompesan tunas-tunas liar dan pemasangan ajir/turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak rebah.

KUALITAS TANAMAN BAYAM DI INDONESIA:
Keunggulan bayam disebabkan penggunaan pupuk organik yang diolah secara tepat dan di aplikasikan dengan tepat pula. Untuk mendapatkan hasil bayam yang berkualitas, tidak dibutuhkan penggunaan pupuk organik dalam jumlah banyak. Kualitas bayam yang dihasilkan di Indonesia sudah tergolong berkualitas. Hal tersebut disebabkan karena sudah banyak petani di Indonesia yang mengerti pemanfaatan pupuk organik terhadap perkembangan tanaman bayam.
Oleh karena itu tidak mengherankan apabila terjadi anggapan: "Di Indonesia bayam merupakan tanaman yang paling penting diantara tanaman sayuran, karena budi daya nya yang mudah dan mengandung gizi yang cukup bagi tubuh." 

BUDIDAYA DAN KUALITAS TANAMAN KANGKUNG DI INDONESIA


Kangkung ( Ipomoea reptans )

Sejarah Singkat
  • Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya.
  • Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach.
  • Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.
  • Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk ke pasar.
  • Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
§  Divisio : Spermatophyta
§  Sub-divisio : Angiospermae
§  Kelas : Dicotyledonae
§  Famili : Convolvulaceae
§  Genus : Ipomoea
§  Species : Ipomoea reptans
  • Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih.
  • Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.
  • Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:
§  Warna bunga., Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih.
§  Bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.
§  Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air.
§  Kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.
  • Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan. Disamping itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.
    Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang "diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"

SYARAT PERTUMBUHAN
  • Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.
  • Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
  • Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun.
  • Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
  • Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus.
  • Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
  • Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
  • Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
  • Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
  • Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
  • Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
  • Dalam pemilihan bibit harus disesuaikan dengan lahan (air atau darat). Karena kalau kangkung darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya kurang baik, warna daun menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.
  • Bibit kangkung sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran 20 -30 cm.
  • Pemilihan bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan bagus.
  • Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah.
  • Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas baik.
Penyiapan Benih
  • Benih kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran 20-30 cm, dengan jarak tanam 1,5 x 15 cm.
  • Untuk benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.
  • Benih yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan ± 300 gram, jika tiap lubang diisi 2-3 butir biji.
Penyemaian Benih
  • Biji dengan ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris berjarak 15 cm dengan jarak kira-kira 5 cm antara masing-masing biji.
  • Kultivar yang berbiji dapat tahan tanah lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.
Pemeliharaan Pembenihan/Penyemaian
  • Agar diperoleh hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan pembenihan kangkung diperlukan penyiraman teratur dan kerap pada cuaca kering.
  • Pada masa awal pertumbuhan benih, semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  3 – 5 hr sekali.


Pengolahan Media Tanam
  • Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air.
  • Bertanam kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos fermentasi, kemudian dibuatkan petak-petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain.
  •  Tentang panjang bedengan, tergantung kondisi lahan.
  • Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan dengan jarak 20 x 20 cm.
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air merata dipermukaan lahan, diamkan selama 7 hr.
  • Tiga minggu sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya tanah diolah terlebih dahulu.
  • Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos fermentasi atau pupuk kandang sebanyak 2 - 3 ton per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm, dibiarkan tergenang air.
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air merata dipermukaan lahan, diamkan selama 7 hr.
  • Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam ± 15-20 cm dan jarak antar bedeng 50 cm dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung keadaan lahan yang tersedia.
  • Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain.
  • Ada pula yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali lebar: 2x1 m dengan kedalaman drainase 30x30 cm.
  • Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk kandang fermentasi, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan bedengan) & pupuk anorganik urea 10 kg/ha, Sp36 10 kg/ ha, Kcl 6 kg/ha.
  • Pada waktu melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4 sampai 5 hari. Kemudian diairi kembali.
  • Sebagai pupuk tambahan semprotkan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  &WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodik 7 hari sekali.
  • Agar tanaman kangkung dapat berproduksi secara memuaskan, perlu dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman kacang tanah, kacang hijau, kacang buncis, kecipir atau ketimun.

Teknik Penanaman
  • Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami.
  • Apabila bedengan dibuat dengan ukuran 2x1 m, maka bila jarak tanamnya ditentukan 20x20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50 lubang atau 50 rumpun kangkung.
  • Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak 20x20 cm, sedalam ± 5 cm.
  • Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya (tergantung ukuran bedengan).
  • Masukkan pupuk kandang fermentasi ke dalam lubang tanam.Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
  • Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai 18.00.
  • Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering sehingga benih cepat berkecambah.

Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
  • Bila tanaman kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu rumpun maka diperlukan penjarangan.
  • Apabila tanaman banyak yang mati, maka segera dilakukan penyulaman (diganti dengan bibit yang baru yang telah disiapkan).
Penyiangan
  • Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman pengganggu).
  • Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu.
Pembubunan
  • Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman kangkung sehingga dapat mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya.
  • Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu.

Perempalan
  • Bagi tanaman kangkung sebagai penghasil daun dan batang, perempalan tidak dibutuhkan, sebab perempalan adalah penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna, yang akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemupukan
  • Pemupukan hanya diberikan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Gliodosis 10 ml/lt air.
  • Penyemprotan dilakukan secara periodik 5 7 hari sekali.
Pengairan dan Penyiraman
  • Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan.
  • Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00).
  • Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
Waktu Penyemprotan Pestisida
  • Tanaman kangkung darat yang terkena ulat berwarna putih yang berada pada helai daun sebelah bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi kuning.
  • Untuk memberantas ulat daun yang sering menyerang tanaman kangkung, digunakan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air

Hama dan Penyakit
Hama
  • Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan larutan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air dan disemprotkan pada tanaman.
  • Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali.
Penyakit
  • Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan.
  • Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae).Semprotkan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah.

Panen
  • Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm.
  • Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
  • Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat.
  • Cara memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua.
  • Panen dilakukan pada sore hari.
  • Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan berdaun lebar. Dengan menggunakan alat pemotong.
  • Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci dalam air.
  • Panen kangkung darat dilakukan pada umur 27 hari.
  • Selama panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair (lembab).
  • Panen dilakukan 2-3 minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru.
  • Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
  • Jika sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan.
  • Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2.
Pascapanen
  • Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan.
Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang telah diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan anjang-anjang.

KUALITAS SAYURAN KANGKUNG DI INDONESIA:
Di Indonesia, produksi kangkung termasuk dalam angka produksi yang tinggi. Karena kebanyakan petani Indonesia
menanam kangkung karena alasan penanaman yang mudah serta lahan yang digunakan juga mendukung.
Kualitas kangkung di Indonesia terbilang sangat baik. Baik nya kangkung yang dihasilkan disebabkan oleh
beberapa faktor,sebagai berikut:
1. tata guna lahan yang digunakan secara tepat.
2. pemilihan bibit unggul yang tepat.
3. penggunaan pupuk organik dengan takaran yang tepat.
Agar tanaman kangkung dapat berproduksi secara memuaskan, perlu dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman kacang tanah ,
kacang hijau, kacang buncis,kecipir, atau ketimun.